Padasaat itu Gajah Mada dipelihara oleh seorang mahayogi yang bernama Ki Hanuraga atau juga dikenal sebagai Bagawan Hanuraga. Sebelum bernama Gajah Mada, nama kecilnya adalah I Dipa dan memanggil Ki Hanuraga dengan sebutan Eyang Wungkuk. Selain belajar ilmu ketatanegaraan, Gajah Mada kecil juga belajar ilmu kanuragan ke Eyang Wungkuk ini. GAJAH MADATulisan ini hasil pencarian di google dengan keyword gajah mada’ dan di Wikipedia kami memperoleh data sebagaimana tersaji berikut ini Menurut Pararaton, Gajah Mada memulai karirnya di Majapahit bagaikan pengarah pasukan unik Bhayangkara. Karena berhasil mengetanahkan Prabu Jayanagara 1309-1328 dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada tahun 1319. Dua musim kemudian ia diangkat sebagai Patih tahun 1329, Bendahara Majapahit yaitu Aryo Tadah Mpu Krewes ingin mengundurkan diri berpokok jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada berbunga Kediri bagaikan penggantinya. Mangkubumi Gajah Mada sendiri bukan spontan menyetujui. Ia cak hendak mewujudkan jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng nan saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akibatnya takluk. Akhirnya, pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat secara resmi maka dari itu Ratu Tribhuwanatunggadewi ibarat Mangkubumi waktu pengangkatannya, ia mengucapkan Laknat Palapa, yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa alias rempah-rempah yang diartikan kenikmatan kebendaan kalau telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton berikut[2] “ Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada Walaupun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa ”FaedahGajah Mada si Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada, “Sejauh aku belum mengesakan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menundukkan Pulau Padang pasir, Pulau Bersimbah, Tanjungpura, Pulau Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik, aku takkan mencicipi ada bilang maupun sampai-sampai banyak bani adam nan menyangsikan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang erat berbuah menjinakkan Nusantara. Bedahulu di Bali dan Lombok 1343, Palembang, Swarnabhumi Sriwijaya, Tamiang, Samudra Pasai, dan kewedanan-negeri lain di Swarnadwipa Sumatra telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik Singapura, Semenanjung Malaya, dan beberapa negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga Tanjunglingga, Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Batu halus, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan zaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk 1350-1389 yang mewakili Tribhuwanatunggadewi, Patih Gajah Mada terus berekspansi penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Redup, Hutankadali, Gedek, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kurkuma, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar Saparua, Solor, Bima, Wandan Banda, Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo. Disebutkan privat Kakawin Nagarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari formalitas keagamaan di Simping, anda menjumpai bahwa Gajah Mada telah nyeri. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia plong tahun 1286 Saka ataupun 1364 Wuruk kemudian melembarkan enam Mahamantri Agung, untuk seterusnya membantunya intern menyelenggarakan segala urusan salah seorang tokoh utama Majapahit, segel Gajah Mada sangat terkenal di awam Indonesia plong lazimnya. Pada tahun awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain Sukarno sering menyebut serapah Gajah Mada ibarat inspirasi dan “bukti” bahwa nasion ini dapat bersatu, meskipun meliputi kewedanan yang luas dan budaya nan farik-tikai. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi rotasi nasional Indonesia bagi usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Gadjah Mada di Yogyakarta merupakan universitas negeri yang dinamakan menurut namanya. Bintang siarah telekomunikasi Indonesia yang pertama dinamakan Satelit Palapa, yang menonjolkan perannya ibarat pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia. Banyak ii kabupaten di Indonesia n kepunyaan jalan yang bernama Gajah Mada, namun menarik diperhatikan bahwa tak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa fiksi kesejarahan dan sandiwara radio hingga masa ini masih caruk menceritakan Gajah Mada dan perjuangannya memperluas supremsi Majapahit di nusantara dengan Sumpah Palapanya, demikian pula dengan karya seni patung, lukisan, dan tak-lainnya.
CeritaRakyat Indonesia Mahapatih Gajah Mada Dikalangan penduduk Majapahit terdengar pembicaraan mengenai pengganti Ratu Tribuanatunggadewi. '' Tak lama lagi Sri Baginda Ratu akan lengser keprabon bu.'' Kata pak Jaya salah satu kota penduduk Majapahit kepada istrinya.
100% found this document useful 1 vote7K views3 pagesDescriptionBelajar Dengan Gajah MadaOriginal TitleLefrand _ Belajar Dengan Gajah MadaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote7K views3 pagesLefrand - Belajar Dengan Gajah MadaOriginal TitleLefrand _ Belajar Dengan Gajah MadaJump to Page You are on page 1of 3Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
GajahMada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara (2006), menceritakan bagaimana Gajah Mada mesti bermanuver di antara perseteruan dua kubu calon pengganti Jayanegara; Gajah Mada: Hamukti Palapa (2007), yang mengisahkan ambisi Sang Mahapatih untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang berserakan di Nusantara di bawah Majapahit. Gajah Mada: Perang Bubat (2007), mengisahkan fragmen tragis dalam karier Gajah Mada dan hubungan antara Kerajaan Sunda dan Majapahit.
Jakarta - Gajah Mada mendadak ramai diperbincangkan khalayak luas. Pemicunya adalah penafsiran lain dari sejarah patih Majapahit yang legendaris itu. Jadi heboh di media sosial, mencuat pendapat bahwa Gajah Mada adalah Gaj Ahmada yang beragam Islam. Di luar isu tersebut, sebelumnya secara umum di kalangan masyarakat Indonesia, Gajah Mada dikenal sebagai patih terbesar Kerajaan Majapahit, kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terbesar pada abad ke-14 hingga ke-15. Peran Gajah Mada ditonjolkan Muhamad Yamin melalu buku Gajah Mada, Pahlawan Persatuan Nusantara yang terbit pertama kali pada 1945 dan telah dicetak ulang belasan kali. Buku itu mengisahkan kisah kepahlawanan Gajah Mada sebagai patih Kerajaan Majapahit. Gajah Mada, Sumpah Palapa, dan Perang Bubat Benarkah Gajah Mada Pemeluk Islam? Penjelasan Muhammadiyah soal Gajah Mada dan Gaj Ahmada Dalam buku tersebut, Yamin menampilkan foto sekeping terakota yang mewujud wajah lelaki berpipi tembem dan berbibir tebal. Di bawah foto sosok itu, Yamin menuliskan, "Gajah Mada... Rupanya penuh dengan kegiatan yang maha tangkas dan air mukanya menyinarkan keberanian seorang ahli politik yang berpemandangan jauh." Hasan Djafar, arkeolog dan ahli sejarah kuno dari Universitas Indonesia, menyebutkan kepingan terakota itu ada di Museum Trowulan dan sejatinya merupakan bagian dari celengan kuno. Kepingan itu, dalam keterangannya yang ditulis kembali, Selasa 20 Juni 2017, tidak ada kaitannya dengan Gajah Mada. Di bawah ini adalah beberapa fakta perihal Gajah Mada berdasarkan buku Agus Aris Munandar berjudul Gajah Mada Biografi Politik 2010. 1. Mitos kelahiran Gajah Mada Kisah kelahiran Gajah Mada penuh dengan mitos untuk melegitimasi kedudukannya sebagai orang besar. Kitab Usana Jawa menyebutkan Gajah Mada lahir begitu saja dari buah kelapa. Di lain pihak, Babad Gajah Mada mengatakan Gajah Mada merupakan anak dari Dewa Brahma—salah satu dari tiga dewa utama kaum Hindu—dengan istri seorang pendeta muda bernama Mpu Sura Dharma Yogi. Setelah dewasa, Gajah Mada diambil oleh Mahapatih Majapahit untuk mengabdi kepada raja. Kisah-kisah yang berbau supranatural ini jamak tercatat dalam babad-babad tanah Jawa dengan tujuan kelahiran Gajah Mada sudah direstui kekuatan adi kodrati. Dengan kata lain, proses kelahirannya sudah menandakan Gajah Mada ditakdirkan menjadi orang yang terkenal atau Gajah Mada bukan nama asli Babad Arung Bondan menyatakan Gajah Mada adalah anak seorang patih Majapahit. Agus Aris Munandar menduga Gajah Mada merupakan anak Gajah Pagon, pengawal setia Raden Wijaya, raja pertama Majapahit yang membuka Hutan Tarik sebagai cikal bakal kerajaan. Kitab Pararaton menyebut kedua orang itu berwatak sama, yakni pemberani, tahan mental, tidak mudah menyerah, setia kepada tuannya, dan berperilaku seperti hewan gajah yang dapat mengadang semua penghalang. Kata "gajah" mengacu pada hewan yang dalam mitologi Hindu dipercaya sebagai vahana hewan tunggangan Dewa Indra. Gajah milik Indra dinamai Airavata. Sementara “mada” dalam bahasa Jawa Kuno berarti mabuk’. Maka, bisa dibayangkan jika seekor gajah tengah mabuk, ia akan berjalan seenaknya, beringas, dan menerabas segala rintangan. Sepertinya itu nama yang cocok dan sudah dipikirkan betul-betul sebelum diberikan kepada Gajah Mada. 3. Gajah Mada dan Pasukan Bhayangkara Seperti kebiasaan masyarakat Hindu, seorang anak akan dilepas untuk berguru kira-kira 12 tahun lamanya. Setelah itu, ia akan mengabdikan dirinya untuk raja dan masyarakat. Gajah Mada yang sudah dibekali ilmu kewiraan bertugas dalam satuan khusus pengawal raja. Pasukan ini dinamai Bhayangkara, dari bahasa Sansekerta yang berarti “hebat dan menakutkan”. Istilah itu termaktub dalam dua kata Jawa kuno, yakni bhaya yang berarti bahaya, atau berbahaya, menakutkan,’ sementara angkara dari kata ahangkara yang berarti aku’ atau kami’. Maka istilah bhayangkara dapat diartikan sebagai kami [yang] menakutkan’. Dalam pasukan Bhayangkara inilah pengabdian dan prestasi Gajah Mada dibangun untuk menjaga Kerajaan Majapahit. Pararaton menyebut Gajah Mada mengiringi Raja Jayanegara mengungsi ke Desa Badander saat terjadi pemberontakan oleh Kuti. Menariknya, saat Jayanegara dibunuh oleh tabib Tanca, Gajah Mada diisukan mengatur pembunuhan itu. Konon, ia tak suka pada kelakuan Raja Jayanegara yang sudah melanggar perundang-undangan kerajaan lantaran menggauli istri orang. Perbuatan tersebut adalah hal yang nista karena dalam kitab Kutaramanawardharmasastra disebutkan hukuman bagi orang yang mengganggu perempuan yang telah bersuami cukup berat.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belajardengan Gajah Mada. Minggu pagi yang cerah Ardi, Handi, dan Dani berada di Candi Trowulan. Mereka merupakan siswa pilihan dari sebuah SMP yang sedang melakukan tugas pengamatan untuk karya ilmiah remaja. Di tengah keramaian orang yang sedang berwisata, mereka sibuk menyelesaikan laporannya. 100% found this document useful 1 vote8K views8 pagesDescriptionBerdasarkan Latar Cerita Belajar Dengan Gajah MadaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote8K views8 pagesBerdasarkan Latar Cerita Belajar Dengan Gajah MadaJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Ceritabelajar dengan gajah mada ini memiliki bagian struktur cerita yang lengkap yaitu alur dimulai dari orientasi komplikasi dan diakhiri resolusi. Kisah bermula apabila seri betara majapahit berbincang dengan patih gajah mada untuk menewaskan melaka setelah kematian penjurit tujuh bersaudara. Berdasarkan Latar Cerita Belajar Dengan Gajah Mada Yangpaling keren adalah ketika ternyata ada pengkhianat di tubuh Pasukan Bhayangkara. Sebenarnya Gadjah Mada telah mengetahui ada duri dalam daging di dalam pasukannya. Namun sulit untuk memastikan siapa orangnya. Sulit mempercayai di sebuah tim yang sangat solid, akrab dan merasa saling bersaudara ada pengkhianat. R8c12D. 474 290 424 109 477 127 451 39 2

cerita belajar dari gajah mada